Bisnis ketika ramadhan
BECKER.BIZ.ID - Di bulan Ramadan, selain membawa berkah dan menjadi momen untuk berkumpul dengan teman-teman, bulan ini juga menjadi waktu di mana bisnis dapat memperoleh keuntungan berkali-kali lipat dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Beberapa bisnis memiliki puncak penjualan tahunan, di mana 50% pendapatan mereka diperoleh menjelang Ramadan. Hal ini luar biasa!
Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk yang merayakan Lebaran.
Oleh karena itu, kita akan membahas alasan mengapa bisnis mengalami peningkatan keuntungan selama Ramadan serta empat fase Ramadan yang dimanfaatkan oleh para pelaku usaha, pekerja lepas, bahkan profesional untuk memaksimalkan pendapatan mereka.
4 Peluang Bisnis di Ramadan
Kebiasaan Konsumen
Penting untuk mengetahui data nyata mengenai alasan Ramadan menjadi momen emas bagi berbagai industri.
Konsumen di Indonesia biasanya menghabiskan hampir 30% lebih banyak selama Ramadan dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Baik dalam belanja kebutuhan rumah tangga, pakaian, maupun keperluan lainnya, Ramadan menjadi puncak konsumsi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, penjualan ritel meningkat sebesar 18,5% menjelang Lebaran.
Sektor makanan dan minuman mengalami peningkatan sebesar 22,3%, sementara sektor fashion naik sebesar 17,3%. Namun, berdasarkan pengalaman saya dan rekan-rekan, terdapat beberapa produk fashion yang peningkatannya bahkan mencapai lebih dari 100%!
Selain itu, sektor transportasi juga mengalami lonjakan karena Lebaran identik dengan tradisi mudik.
Transportasi, pariwisata, dan penerbangan mengalami peningkatan signifikan. Misalnya, pada tahun 2022, PT Kereta Api Indonesia (KAI) melaporkan kenaikan jumlah penumpang lebih dari 139%. Bahkan, data dari aplikasi navigasi Waze menunjukkan bahwa lalu lintas meningkat hingga 35% pada hari raya.
Namun, angka-angka tersebut belum sepenuhnya mencerminkan kenyataan. Banyak orang menghabiskan lebih dari 30% pendapatan mereka khusus untuk produk atau layanan tertentu selama Ramadan.
Empat Fase Ramadan
Untuk memahami mengapa bisnis mengalami lonjakan di bulan Ramadan, kita harus mengenali empat fase yang terjadi setiap tahunnya:
Fase 1 - Pra-Ramadan (Masa Persiapan Dua Minggu Sebelum Ramadan)
Biasanya, puncak belanja terjadi pada periode ini. Pencarian kata kunci seperti "grocery" dan "shopping" mencapai titik tertinggi dalam satu minggu sebelum Ramadan. Pengeluaran masyarakat bisa meningkat hingga 33%.
Pada fase ini, sektor makanan dan minuman mulai mengalami kenaikan. Banyak orang mulai mencari resep makanan dan membeli bahan-bahan pokok. Berdasarkan data, produk yang paling laris meliputi air mineral, teh, dan susu. Selain itu, bahan makanan segar seperti daging dan sayuran mengalami peningkatan permintaan hingga 164%.
Tidak hanya sektor makanan dan minuman, industri fashion juga mengalami kenaikan sebesar 72%. Banyak pelaku bisnis yang mencatat lonjakan penjualan hingga empat kali lipat dibandingkan bulan-bulan biasa.
Fase 2 - Ramadan Dimulai (Dua Minggu Pertama Ramadan)
Pada fase ini, industri kecantikan mulai mengalami peningkatan, terutama untuk produk riasan wajah dengan tampilan alami. Selain itu, tren konten resep makanan juga semakin spesifik. Beberapa makanan yang sering dicari dalam periode ini antara lain bubur candil, biji salak, dan supentil.
Perusahaan besar seperti KFC juga kerap meluncurkan menu khusus Ramadan karena mereka memahami bahwa pada periode ini, konsumen mencari makanan yang sesuai untuk sahur dan berbuka puasa.
Salah satu tren yang menarik pada fase ini adalah meningkatnya industri gim. Jumlah penonton di platform seperti YouTube mengalami peningkatan, dan survei tahun 2020 menunjukkan bahwa 46% orang menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain gim selama Ramadan.
Selain itu, konsumsi data internet dan pembelian kartu SIM juga meningkat karena banyak orang yang biasanya menggunakan Wi-Fi di rumah mulai membutuhkan paket data saat bepergian.
Fase 3 - Dua Minggu Terakhir Ramadan
Pada fase ini, fokus belanja mulai beralih ke kebutuhan Lebaran.
Sektor fashion, kecantikan, dan oleh-oleh mengalami lonjakan permintaan. Banyak orang mencari pakaian baru, produk perawatan kulit, serta riasan wajah yang lebih glamor untuk menyambut Hari Raya.
Sektor makanan juga terus mengalami peningkatan, terutama produk yang cocok untuk bingkisan Lebaran atau oleh-oleh mudik. Bahkan, banyak orang membeli barang dalam jumlah besar untuk persediaan sebelum toko-toko tutup selama libur Lebaran.
Fase 4 - Pasca-Ramadan (Lebaran dan Setelahnya)
Setelah Lebaran tiba, tren belanja mulai bergeser ke sektor pariwisata dan transportasi. Banyak orang melakukan perjalanan mudik atau berlibur, sehingga industri ini mengalami lonjakan besar. Selain itu, konsumsi makanan dan minuman tetap tinggi karena perayaan Lebaran berlangsung selama beberapa hari.(*)
COMMENTS